Rekap Penerimaan PNBP Unram Tahun 2025

Sumber : Data Keuangan Universitas Mataram per bulan September 2025

Persentase Realisasi Anggaran Tahun 2025

Sumber : Data Keuangan Universitas Mataram per bulan September 2025

Penerimaan UKT Tahun 2025 (Per 28 September 2025)
Pada tahun 2025, Universitas Mataram menerima total Rp 211,3 miliar dari UKT, SPI, dan matrikulasi. Dana tersebut kemudian dialokasikan ke berbagai fakultas dan unit kerja untuk mendukung kegiatan akademik, operasional, serta pengembangan kampus.
Hingga September 2025, sebagian dana sudah direalisasikan, sementara sebagian lainnya masih tersisa untuk kebutuhan di triwulan berikutnya. Tingkat realisasi bervariasi, mulai dari 27% hingga 70%, menunjukkan perbedaan kebutuhan dan kecepatan serapan anggaran di tiap unit kerja.

Penggunaan Realisasi Anggaran UKT 2025
Dana UKT yang telah diterima mahasiswa digunakan untuk mendukung beragam kebutuhan fakultas dan unit kerja di Universitas Mataram. Realisasi terbesar terlihat pada LPPM yang mencapai 70,4%, menandakan fokus penggunaan pada kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.

Perbandingan Penerimaan dan Penggunaan
Penerimaan : Hingga September 2025, total penerimaan UKT mencapai Rp 211,3 miliar, dengan komposisi terbesar dari SPP (81%), diikuti IPI (18%), dan matrikulasi (0,5%).
Penggunaan : Dari dana yang diterima, realisasi penggunaannya di tiap unit kerja bervariasi antara 27%–70%. Beberapa fakultas dan lembaga sudah menyerap dana cukup tinggi (misalnya LPPM 70,4%), sementara lainnya masih rendah (misalnya RS Pendidikan 27,3%).

Penerimaan dana UKT 2025 sebagian besar berasal dari mahasiswa reguler melalui SPP, sedangkan penggunaannya menunjukkan adanya tahapan serapan yang berbeda antarunit kerja, menandakan dana dikelola secara bertahap sesuai kebutuhan dan prioritas masing-masing fakultas/unit.

Transparansi ini mencerminkan bahwa dana UKT yang dikontribusikan oleh mahasiswa telah dialokasikan secara nyata untuk mendukung keberlangsungan operasional serta pengembangan institusi. Variasi persentase penggunaan menunjukkan adanya perbedaan kebutuhan serta tingkat kecepatan serapan anggaran pada masing-masing unit kerja.